ASSALAMU'ALAIKUM. WR.WB

SELAMAT DATANG DI BLOGGER SITI ZUBAIDAH, SEMOGA BISA MENJADI BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA. AMIN......
SALAM SEJAHTERAH DAN SELALU SEMANGAT UNTUK MENYONGSONG MASA DEPAN YANG DI IMPIKAN................

Senin, 26 Desember 2011

(ARTIKEL PERTAMA) TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN

Taman Pendidikan Al-Qur'an pada hari ini berperan sebagai ujung tombak pendidikan Islam bagi anak usia dini. Sebagai pendidikan extra yang bersifat penting, kondisi TPA yg tersebar di Indonesia bisa dibilang memprihatinkan, dalam manajemen maupun para pandidik yg bertugas, mayoritas tidak terawat.
Dalam pendidikan Al-Qur’an ada pergeseran yang menarik dalam soal mempelajari Al-Qur’an seperi halnya dalam metode pengajarannya d kampung-kampung masih belum bisa menerima metode baru sedangkan di perkotaan banyak sekali yang mempelajari Al-Qur’an dengan memakai motode yang modern sehingga perkembangan pendidikan Al-Qur’an di perkotaan semakin berkembang dan malah sebaliknya di kampung-kampung malah merosot karena tidak bisa menerima hal-hal yang baru dalam mempelajari pendidikan Al-Qur’an yang biasa dibuat tartilan saja. 
Keberadaan TPA benar-benar strategis sebagai benteng iman dan akhlak anak sejak dini, karena yang digarap adalah anak-anak dalam periode emas. Perkembangan kecerdasan dan rasa berdasarkan kajian neurologi terjadi pada saat bayi lahir. Pada saat itu otak bayi mengandung kira-kira 100 milyar neuron yang siap mengadakan sambungan antarsel. Selama satu tahun pertama otak bayi berkembang sangat pesat dan menghasilkan bertrilyun-triltun sambungan antarneuron yang banyaknya melebihi kebutuhan. Sambungan itu harus diperkuat melaui rangsangan psikososial, sebab sambungan yang tidak diperkuat akan mengalami atrofi (penyusutan) dan musnah. Inilah yang pada akhirnya mempengaruhi kecerdasan anak.
Pada prakteknya, di TPA para pendidiknya berasal dari santri-santri pesantren yang notabene mereka belajar mengaji, bukan untuk belajar mendidik. Dengan menerapkan try and error, tidak sedikit dari mereka yang tidak siap dengan kondisi psikologi siswa. Hal ini dikarenakan manajemen TPA yang kurang terkonsep, sehingga terkadang terdapat pencampuran antara siswa TK dan SD/MI. Selain itu kurangnya minat pengajar yang kompeten untuk terjun dalam bidang TPA. Padahal dalam TPA tidak hanya dididik untuk hanya bisa membaca Al Quran, namun juga mencoba untuk menanamkan moral-moral islami, membentuk karakter dan psikologi siswa dan juga mencoba untuk mereview pendidikan umum. 
Di sinilah makna strategis gerakan TPA dalam menyiapkan SDM berkualitas demi kepentingan umat dan bangsa. Kecerdasan otak yang tidak diimbangi kecerdasan emosional, kecerdasan kreatif, kecerdasan sosial dan spiritual hanya akan menjadikan manusia mesin yang tak berjiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar