ASSALAMU'ALAIKUM. WR.WB

SELAMAT DATANG DI BLOGGER SITI ZUBAIDAH, SEMOGA BISA MENJADI BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA. AMIN......
SALAM SEJAHTERAH DAN SELALU SEMANGAT UNTUK MENYONGSONG MASA DEPAN YANG DI IMPIKAN................

Kamis, 03 Mei 2012

PERKEMBANGAN TASAWUF DAN TAREKAT


A.    Pengertian dan Orientasi Ajaran Tasawuf
Tasawuf atau sufisme atau mistisisme dalam islam adalah kesadaran murni yang mengarahkan jiwa secara benar kepada amal dan ibadah yang sungguh-sungguh, menjauhkan diri dari keduniaan (zuhud) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah untuk mendapatkan perasaan berhubungan erat denga-Nya. Secara historis, yang pertama kali mengemukakan ajaran tauhid secara jelas dan sistematis adalah Nabi Ibrahim, bapak agama samawi, tiga agama di antaranya yang masih ada sampai sekarang (terlepas ajarannya tauhid murni atau bukan), yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Ibnu Khuldun mengatakan, Ilmu Tasawuf termasuk ilmu agama yang baru dalam Islam. Cikal bakalnya dari generasi pertama umat islam, baik dalam kalangan sahabat, tabi’in, maupun dari generasi sesudahnya. Ia adalah jalan kebenaran dan petunjuk.[1]
Sedangkan Kata tarekat berasal dari bahasa Arab thariqah, jamaknya tharaiq, yang berarti: (1) jalan atau petunjuk jalan atau cara, (2) Metode, system (al-uslub), (3) mazhab, aliran, haluan (al-mazhab), (4) keadaan (al-halah), (5) tiang tempat berteduh, tongkat, payung (‘amud al-mizalah).
Menurut Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali (740-816 M), tarekat ialah metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala melalui tahapan-tahapan/maqamat.
Apa yang diajarkan oleh tasawuf tak lain adalah bagaimana menyembah Tuhan dalam suatu kesadaran penuh bahwa kita berada di dekatNya, sehingga kita “melihat-Nya” atau bahwa Ia senantiasa mengawasi kita, dan kita senantiasa berdiri dihadapanNya (Nurcholis Madjid).
Dalam hubungan ini, Harun Nasution mengatakan, tasawuf atau sufisme, sebagaimana halnya dengan mistisisme di luar agama islam, mempunyai tujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan. (mistisisme dimana sufisme termasuk didalamnya, ialah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dan Tuhan dengan mengasingkan diri dan berkontemplasi.

B.     Pokok-Pokok Ajaran Tasawuf
1.      Tasawuf Akhlaki
Pandangan hidup yang dikendalikan oleh dorongan-dorongan nafsu pribadi membuat manusia cenderung ingin menguasai dunia yang lambat laun akan membawa manusia pada kehancuran moral dan melupakan wujud dirinya sebagai hamba Allah yang terus berjalan diatas aturan-aturanNya, karena waktunya dihabiskan untuk persoalan duniawi. Nafsu adalah salah satu potensi yang diciptakan Tuhan di dalam diri manusia agar ia dapat hidup lebih maju, penuh kreativitas, dan bersemangat. Nafsu juga memiliki kecenderungan baik dan buruk tergantung bagaimana manusia dapat mengontrol nafsunya. Pada tahap awal memasuki kehidupan tasawuf, seorang murid diharuskan melakukan amalan dan latihan kerohanian yang cukup berat yang bertujuan untuk menguasai hawa nafsu dalam rangka pembersihan jiwa untuk dapat berada di hadirat Allah SWT.
Ada beberapa fasae yang dibuat oleh ahli tasawuf, sebagai salah satu bnetuk usaha menyingkap tabir yang membatasi manusia dengan Tuhan, yakni:
»       Takhalli: Berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, dan maksiat lahir batin. Takhalli juga berarti mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup duniawi, yaitu dengan melenyapkan dorongan hawa nafsu jahat
»       Tahalli: Berarti mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji, dengan taat lahir dan bathin. Tahalli juga berarti menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sifat dan sikap serta perbuatan yang baik, berusaha agar dalam setiap gerak perilaku selalu berjalan diatas ketentuan agama.
»       Tajalli: Berarti terungkapnya nur ghaib untuk hati, di pelajari tentang ma’rifat. Untuk melestarikan dan memperdalam rasa ketuhanan, ada beberapa cara yag diajarkan kaum sufi, antara lain adalah:
»       Munajat: Disampaikannya keluhan, mengadukan nasib dengan untaian kata yang indah seraya memuji keagungan Allah. Ini adalah salah satu bentuk doa yang diucapkan dengan sepenuh hati disertai dengan deraian air mata dan denganbahasa yang puitis. Tangis karena merasa banyak kekurangan, berarti air mata karena rindu ingin bertemu dengan Tuhan. Munajat biasanya dilakukan di tengah keheningan malam setelah sholat Tahajjud, agar segala ekspresinya tertuju bulat kepada Allah, yang juga memiliki makna dan romantika yang menyentuh jiwa yang paling dalam.
»       Muraqabah dan muhasabah: Muraqabah merupakan suatu sikap mental yang senantiasa melihat dan memandang, baik dalam keadaan terjaga maupun tidur, baik dalam keadaan bergerak maupun diam, baik dalam waktu lapang maupun susah, dimana pun kapanpun kita senantiasa merasa diawasi oleh Nya. Sedangkan Muqarabah merupakan pangkal pokok kebaikan, dan hal ini baru akan dicapai seseorang apabila telah melakukan muhasabah (memperhitungkan) terhadap perbuatan amal sendiri. Apabila seseorang telah melakukan introspeksi terhadap amal perbuatannya, sehingga mengetahui kelebihan dan kekurangannya, kemudian setelah mengetahui kekurangan yang dimilikinya, lahirlah keinginan untuk memperbaiki keadaan dirinya dengan mengikuti kebenaran dan memperbaiki hubungan dengan Tuhannya. Dengan demikian ingatannya selalu tertuju kepada Allah, dan Allah selalu memperhatikannya, jadilah ia dekat dengan Allah.
»       Memperbanyak wird dan zikr: Wird berarti bacaan-bacaan zikr, doa-doa atau amalan amalan lain yang dibiasakan membacanya atau mengamalkannya. Biasanya dilakukan setelah sholat. Wird juga dapat berarti shalat sunnah. Sedangkan Zikr ialah ucapan yang dilakukan dengan lisan atau mengingat Allah dengan hati, denganucapan atau ingatan untuk mensucikan Tuhan dan membersihkanNya dari sifat-sifat yang tidak layak bagiNya, selanjutny amemujinya dengan pujian-pujian sifat-sifatNya yang sempurna, sifat-sifat yang menunjukkan kebesaran dan keagunganNya.
»       Mengingat mati: Dengan ingat kepada mati, manusia akan giat beramal dan sebaliknya, apbila manusia lupa kepada mati, maka lupalah ia kepada akhirat sebagai tempat kembali seluruh umat manusia.
»       Taffakkur: adalah pengertian, pemahaman, pemikiran dan perenungan, sebagai jalan untuk mnegenal Tuhan yang dilakukan dengan menggunakan akal yang berpusat di kepala dan dilakukan dengan hati yang berpusat di dada.
2.      Tasawuf Amali
Tasawuf amali merupakan lanjutan dari tasawuf akhlak, karena seseorang tidak bisa dekat dengan Tuhan sebelum ia membersihkan jiwanya. Jiwa yang bersih merupakan syarat utama untuk bisa kembali kepada Tuhan, karena Dia suci dan menginginkan orang-orang yang suci.
Beberapa istilah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan ajaran tasawuf sebagai upaya mendekatkan diri kepada Tuhan:
»       Syari’ah artinya undang-undang, ketentuan-ketentuan atau garis-garis yang telah ditentukan, dimana termasuk dialamnya hukum-hukum halal dan haram, yangn disuruh dan yang di larang,  yang sunnah, yang makruh dan yang mubah
»       Tariqah memiliki dua pengertian, yang pertama pada abad ke-9 dan ke-10 Masehi berarti pendidikan akhlak dan jiwa bagi mereka yang menempuh hidup sufi. Kedua, pada abad ke-11 Masehi tariqah memiliki pengertian suatu gerakan yang lengkap untuk memberikan latihan-latihan rohani dan jasmani pada segolongan umat muslim menurut ajaran dan keyakinan tertentu (L. Massignon).
»       Haqiqah berarti kebenaran sejati dan mutlak sebagai akhir daris emua perjalanan, tujuan segala jalan. Tariqah dan haqiqah tidak dapat dipisahkan, bahkan saling behubungan.
»       Ma’rifah berarti pengetahuan mengenai Tuhan melalui hati (qalb)
3.      Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi ialah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis  dengan visi rasional, tasawuf falsafi menggunakan terminology falsafi dalam pengungkapan ajarannya, yang berasal dari bermacam ajaran filsafat.
Ciri umum ajaran tasawuf falsafi ialah kesamaran ajarannya, akibat banyaknya ungkapan dan istilah khusus yang hanya bias dipahami oleh mereka yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Selanjutnya tasawuf falsafi ini tidak bias dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasrkan pada rasa, dan tidak dapat di kategorikan sebagai tasawuf.[2]

C.    Perkembangan Tasawuf di Indonesia
Bila membicarakan tentang sejarah dan pemikiran tasawuf di indonesia, aceh memainkan peran yang sangat penting. karena aceh merupakan wilayah yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah indonesia khususnya , umumnya dengan malaysia, thailand, brunei darussalam, dan negara semenanjung malaya.untuk itu tentang sejarah pemikiran tasawuf di indonesia, aceh menempati posisi pertama dan strategis, karena nantinya akan mewarnai perkembangan tasawuf di indoensia secara keseluruhan. Menelusuri mewabahnya aliran ini di Indonesia, maka hal ini tidak lepas dari pada peran andil orang-orang yang melakukan study (belajar) ke negara Timur tengah. Diantara para pelopor berkembangnya aliran tasawuf di Indonesia, sebagaimana yang disebutkan dibeberapa literatur diantaranya adalah : Nuruddin Ar Raniri (wafat tahun 1658 M ), Abdur Rauf As Sinkili (1615 -1693 M ), Muhammad Yusuf Al makkasary ( 1629-1699 M ). Mereka ini belajar di kota Makkah.
Abdurrauf As-sinkili setelah belajar beberapa lama kemudian diangakat sebagai khalifah Tarekat Syatariyah oleh Muhammad Al Quraisy. Dirinya kembali ke Aceh setelah gurunya meninggal. Keberadaanya di tanah Aceh cukup dipandang oleh para penduduk bahkan dijadikan sebagai panutan dimasyarakat, bermodal kepercayaan yang telah diberikan masyarakat kepadanya serta kegigihan murid-muridnya, maka dengan mudahnya ia berhasil mengembangkan ajaran Thariqot sufiyahnya dengan perkembangan yang sangat pesat hingga paham itu tersebar sampai ke Minang kabau ( Sumatra Barat ). Salah satu murid Abdur Rouf as Sinkili yang berhasil menyebarkan paham ini adalah Burhanuddin. Demikianlah jejak pemahaman yang ditinggalkan oleh As Sangkili yang berkembang pesat ditanah Minang yang terkenal dengan religiusnya itu.
As-Sinkili meningggal dan dikuburkan di Kuala, mulut sungai Kapuas. Tempat tersebut kini menjadi tempat ziarah yang banyak dikunjungi banyak orang.
Sedang Muhamad Yusuf Al Makasary setelah bertemu dengan gurunya yakni Syaikh Abu Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al Kholwati Al Khurosy As Syami Ad Dimasqy, kemudian diberi otoritas untuk menjadi kholifah bagi aliran Thariqot Kholwatiyah dan diberi gelar dengan Taj Al Kholwati ( Mahkota Kholwati ). Setelah kembali ke Aceh ia pun mulai mengembangkan paham Kholwatiyah ditanah Rencong ini.
Adapun Nuruddin Muhammad bin Ali bin Muhammad Ar-Raniri (Ar-raniri) masuk ketanah Aceh pada masa kekuasaan sultan Iskandar muda. Tapi Pada masa itu yang berperan sebagai mufti kerajaan adalah Syamsudin As-Sumatrani, putra kelahiran Aceh, beliau adalah murid hamzah Fansuri dan mendapatkan pendidikan kesufian dari hamzah Fansuri yang diberi gelar ulama' dan berpemahaman Sufi Wujudiyah. Dikarenakan kedudukan yang disandangnya cukup strategis, maka dengan mudah ia mengembangkan paham yang dianutnya itu. Syamsudin ini bekerjasama dengan Hamzah Fansuri, seorang ulama' yang banyak mengekspresikan pemahamannya melalui keindahan kata ( prosa ).
Dan dari beberapa catatan literatur diperoleh informasi, bahwa orang-orang Indonesia dan Melayu yang study di Timur Tengah, kemudian pulang ke Nusantara dan menyebarkan ajaran tasawwuf (tarekat) masih banyak lagi. Ada beberapa nama yang perlu di sebutkan disini mengingat keterkaitannya dalam penyebaran tarekat di Indonesia yang hingga sekarang ajarannya masih berujud. Mereka adalah Abdus Shomad al Palimbani dan Muhammad Arsyad al Banjari (1710,1812 M). Nama terakhir ini termasuk yang mampu merombak wajah Kerajaan Banja di Kalimantan Selatan. Bahkan karya bukunya yang banyak dikaji di beberapa wilayah Indonesia dan Asia Tenggara, Sabil Al Muhtadiin, kini diabadikan sebagai nama masjid besar di Kota Banjar Masin.
Pendapat yang berkembang dikalangan Ahlu Tarekat, dewasa ini di Indonesia bekembang dua macam kelompok tarekat, yaitu tarekat mu'tabarah dan ghairu mu'tabarah. Beberapa kelompok yang tergolong mu'tabarah seperti; Qodariyah, Naqsyabandiyah, Tijaniyah, Syathariyah, Syadzaliyah, Khalidiyah, Samaniyah dan Alawiyah. Dari sekian banya Thariqot mu'tabarah (berdasarkan muktamar NU di pekalongan tahun 1950, dinyatakan 30 macam Thariqot yang di nilai mu'tabarah), Thariqot Naqsabandiyah- Qodariyah merupakan yang terbesar.

D.    Para Sufi Nusantara yang Mengajar Tarekat
1.      Hamzah Fansuri
Nama Hamzah fansuri di nusantara tidak asing lagi di kalangan ulama dan sarjana penyelidik keislaman. beliau adalah pengembang aliran widhatul wujud ibnu arabi.3 Berdasarkan kata fansur yang melekat pada namanya sebagian peneliti beranggapan bahwa ia berasal dari “fansur” sebutan kota Barus yang sekarang merupakan kota kecil di pantai sumatra antara sibolga (SUMUT) dan singkil (ACEH).
v  Ajaran-ajaran hamzah fansuri sebagai berikut:
wujud, menurut beliau hanyalah satu walaupun kelihatannya banyak. Dan wujud yang satu itu adalah yang berkulit dan berisi, Atau mazhar (kenyataan lahir). Wujud mempunyai tujuh martabat namun hakikatnya satu. Semua benda yang ada sebenarnya merupakan manifestasi dari yang hakiki, disebut al-haqq ta'ala. Ia menggambarkan wujud tuhan bagaikan lautan yang tak bergerak,sedangkan wujud alam semesta merupakan gelombang lautan wujud tuhan. Pengaliran dari dzat yang mutlakini diumpamakan  gerak ombak yang menimbulkan uap, asap, ombak, dan awan yang kemudian menjadidunia gejala. Itulah yang di ebut ta'ayyun dari dzat yang la ta'ayyun. Itupulalah yang di sebut tanazul. Kemudian segala sesuatu kembali lagi kepada tuhan (tarqqi), yang di gambarkan bagaikan uap, asap, awan, lalu hujan dan sungai dan kembali lagi kehutan.
2.      Nuruddin ar-raniry
Nama lengkapnya nur al-din muhammad ibn ali ibn hasanji ibn muhammad al-raniry. Berasal dari gujarat India tahun kelahirannya sampi sekarang , belum dapat diketahui. Ia adalah syekh tarekat rifa’iyyah yang didirikan oleh ahmad rifa’i. Beliau juga di katakan penerus tasawuf sunni.[3]Ia merantau ke aceh 31 mei 1637/6 muharram 1047 H. Pada masa kerajaansutan iskandar tsani, ia mengikuti jejak pamannya syekh muahammad jailani yang juga merantau.pada saat itu ia berada di aceh utk kedua kalinya, karena saat masa kerajaan sultan iskandar muda ia tak mendapatkan tempat  atau perhatian dari sultan yang berkuasa.
Pemikiran-pemikiran nuruddin ar-raniry yang di tunjukkan kepada tokoh dan penganut wujudiyah, maupun pemikirannya secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.       Tentang Tuhan, masalah ketuhanan bersifat kompromis.[4] Ia berupaya menyatukan paham mutakallimin dengan paham para sufi yang di wakili ibn arabi. Ia berpendapat bahwa wujud allah dan alam esa berarti bahwa alam merupakan sisi lahiriah dari hakikatnya yang batin, yaitu allah.namun ungkapan itu pda hakikatnya bahwa alam tidak ada yang ada hanyalah wujud allah.
b.      Tentang alam. Menurutnya alam ini diciptakan allah melalui tajlli, ia menolakteori,faidh ( emanasi) al-farabi.
c.       Tentang manusia, merupakan makhluk yyang paling sempurna di dunia ini. Sebab manusia merupakan khalifah allah dibumi yang dijadikan sesai dengan citranya. Dan mazhur (tempat kenyataan asma dan sifat allahpaling lengkap dan menyeluruh)
d.      Tentang wujudiyyah. Inti ajaran wujudiyyah  Berpusat pada wahdat al-wujud yang salah diartikan,kaum wujudiyyah, dengan arti kemanunggalan Allah dengan alam. dapat membawa kekafiran. Ia berpandangan bawa jika benar than dan makhluk hakikatnya satu, maka jadilah makhluk itu addalah tuhan.
e.       Tentang hubungan syarit dan hakikat. Pemisahan antara keduanya merupakan sesuatu yang tidak benar.
Selain itu ia juga menekankan kepada umat islam agar memahami secara benar akidah islamiyah.
3.      Syekh Abdurruf As-sinkilli
Nama lengkap beliau adalah abdul rauf al-jwi alfansuri al-singkil.tahun kelahirannya tidak di ketahi pasti ada yang menyebutkan tahun kelahirannya 1024 H/1615 M.[5] Ia menerima bai’at tarekat syathariyyah. Abdurrauf adalah ulama yang berupaya mendamaikanajaran martabat alam tujuh yang dikenal di aceh sebgai paham wahdatul wujud/wujudiyyah (pantheisme) dengan paham sunnah.
Pemikiran tasawuf as-singkili dapat dilihat antara lain pad persoalan merekonsiliasi antara taswuf dan syariat. Ajaran tasawufnya mirif dengan tasawuf hamzah fansuri dengan ar-raniry yaitu menganut paham satu-satunya wujud hakiki yakni allah. Sedangakan alam ciptaanya bukanwujud hakiki tetapi bayangan dari  hakiki. Menurutnya jelaslah alam berbeda dengan allah. Beliau juga mempunyai pemikiran tentang zikir, zikir menurut pandngannya usaha melepaskn diri dari lalai dan lupa.
Ajaran tasawuf as-singkili yang lainbertalian dengan martabat perwujudan. menurutnya ada tiga martabat perwujudan. Pertama, ahadiyah atau la ta’ayyun waktu itumasih merupakan hakikat yang ghaib. Kedua,martabat wahdah atau ta’ayun awwal. Sudah tercifta hakikat muhammadiyyah sangat potensial bagi terciptanya alam. Ketiga,martabat wahdiyyah atau ta’ayyun tsanidisebut juga a’ayan al-tsabilah dan darisinilah alam tercipta.


4.      Syekh Siti jenar.
Nama asli  beliau ali hasan alias andul jalil, hidup sejaman dengan walisongo. Menurut penelitian dalhar shodiq mahasiswa UGM, ia berasal dari cirebon, jawa barat. Tahun kelahirannya sulit di lacak, kemungkinan hidup abad ke 16 M. Pemikirannya di anggap liberal,dan kontroversial, dalam ajaran tetang shalat ia berpendapat bhwa tuhan bersemayam dalam dirinya dan shalat lima waktu sehari dn zikir itu adalah suatu keputusan hati, kehendak pribadi. Syekh siti jenar menganggap alam kehidupan didunia sebagai kematian, setelah menemui ajal disebut sebagai kehidupan sejati. Konsep tuhan yang benar bagi syekh siti jenar jika bersumber dari hati yang tulus dan jujur, tuhan tidak dapat di gambarkan dengan apapun.[6]
5.      Syekh Yusuf Al-Makassari.
Ia menerima tareqat qadiriyyah dari ar-raniry,dan tarekat naqsabandiyyah dari syekh ‘abd allah al-barakat ayyub bin ahmad bin ayyub bin alkhawati al-qurasy di damaskus.
Adapun metode pendekatan hamba kepada sang penciptanya mengemukakan metode tarekat, tarekat yang disebut adalah naqsabaniyyah. Syekh yusuf berbicara tentang insaul kamil dan proses penyucian jiwa. Hamba tetap menjadi hamba walaupun nai drajatnya, dan tuhan akan tetap tuhan wlaupun dari pada Hamba. Berkenaan dengan menuju tuhan, ia membaginya kedalam tiga, pertama, tingkatan akhyar (orng-orang terbaik) yaitu dengan memperbanyak shalat,puasa, membaca alqur’an,naik haji, dan berjihad. Kedua muujahadat al-syaqa, (orang yang berjuang melawan kesulitan), latihan batin untuk melepaskan prilaku buruk,dan menyucikan pikiran dan batindan melipat gandakan amalan lahir. Ketiga, cara ahl al-dzikir, jalan bagi orang yang telah ksyaf untuk berhubungan dengan tuhan, orng-orng yang mencintai tuhan, baik lahir mupun batin.[7]
Konsep taswuf al-makassari, adalah pemurnian kepercayaan  pada tuhan. Usahanya dalam menjelaskan transendensi tuhan atas ciptaannya, ia menekankan keesaan tuhan, tidak berbatas dan mutlak. Tuhan tidak dapat diperbandingkan apapun, (laisa ka mislihi syai’), beliau mengambil konsep wahdat al syuhud ( kesatuan kesadaran atau monisme fenomonologis)


[1] Musyrifah Sunanto, 2010, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hlm. 199 dan 203
[2] as, asmaran. 2002. Pengantar studi tasawuf.  jakarta: raja pers
[3] Damanhuri Basyr, 2005, ilmu tasawuf, banda  aceh, pena. Hlm. 210
[4] Muhammad  Solihin. 2005, melacak pemikiran tasawuf di nusantara, jakarta, grafindo persada. Hlm. 57
[5] Murodi, 2006, sejarah kebudayaan islam, semarang. Hlm. 268
[6] Sri Mulyati. 2006, tasawuf nusantara  rangkaian mutiara sufi terkemuka, jakarta, kencana. Hlm. 68
[7] Muhammad Solihin. 2005, melacak pemikiran tasawuf di nusantara, jakarta, grafindo persada. Hlm. 295

1 komentar: